Pagi terbangun disambut terang surya di ufuk barat
Merdu kicau anjing - anjing lapar di lorong perutnya
Makan kusantap busuk nasi berbau harum
Nikmat berlauk belulang kaisan tong sampah
Segar meneguk air comberan
Cacat Otak yang terpinggirkan
Sakit mental terhina umpat penguasa
Kucipta dunia alam otak miringku
Sadarkan meraka, bedakan dengan diriku
Orang gila tak serakah makan isi dunia
Namun penguasa demi harta rela untuk tercela
Otak gilaku terpikir selayang melintas
Sungguh kita butuh sang Semar jadi penguasa
Karena dengan telunjuknya selalu beri kebenaran
Kala penguasa buta mata pilih jalannya
Jitu sang Semar jadi pembenarnya
Surabaya, 31 Oktober 2009
JST
Puisi Hidup
Antara Seni dan Realita
0 komentar:
Posting Komentar